Adat Kebiasaan Melahirkan
Peristiwa kelahiran
itu bukan hanya merupakan proses
yang fisiologis belaka, akan
tetapi banyak pula diwarnai komponen-komponen psikologis. Jika seandainya
kelahiran itu cuma fisiologis saja
sifatnya, dan kondisi organisnya juga normal, maka pasti proses berlangsungnya
akan sama saja di mana-mana dan pada setiap wanita, serta tidak akan mempunyai
banyak variasi. Sedang pada kenyataannya, aktivitas melahirkan bayi ini cukup
bervariasi. Dari yang amat mudah dan lancar sampai pada yang sangat sukar, baik
itu normal maupun abnormal dengan operasi SC dan lain-lain.
Banyak orang
berspekulasi tentang mudah atau sulitnya aktivitas melahirkan bayi itu, dengan
memperbandingkan prosesnya dengan berbagai suku bangsa yang mempunyai
bermacam-macam budaya. Orang menyebutkan beberapa faktor penyebab dari mudah
sulitnya aktifitas melahirkan bayi, antara lain ialah :
a. Perbedaan iklim
dan lingkungan sosial, yang mempengaruhi fungsi-fungsi kelenjar endokrin. Dan
kelenjar endokrin ini sangat penting fungsinya pada saat melahirkan bayi.
b. Cara hidup yang
baik atau cara hidup yang yang sangat ceroboh dari wanita yang bersangkutan,
sebab cara hidup tersebut terutama cara hidup sexualnya mempengaruhi kondisi
rahim dan organ genitalnya.
c. Kondisi
otot-otot panggul wanita.
d. Kondisi
psikis/kejiwaan wanita yang bersangkutan.
Banyak peneliti menyatakan, bahwa
otot-otot panggul wanita-wanita primitif itu lebih efisien dari pada otot
panggul wanita modern yang serba “manja” sebab wanita-wanita dengan kebudayaan
primitif itu hidupnya lebih aktif dan kerjanya jauh lebih berat guna menghadapi
tantangan alam, jika dibandingkan dengan wanita modern yang hidup dalam
kebudayaan tinggi dengan macam-macam komfort dan fasilitas. Kerja berat dan
kehidupan aktif jelas memperkuat otot-otot panggulnya, sehingga memudahkan
proses kelahirannya.
Sedang kebudayaan modern yang tinggi
sekarang ini menyebabkan timbulnya pengaruh yang sangat melemahkan dan
inhibitif terhadap otot-otot panggul juga terhadap aktifitas melahirkan anak.
Lagi pula sebagai penduduk pemeluk norma-notrma tradisional secara ketat
wanita-wanita primitif memiliki toleransi lebih besar terhadap penderitaan dan
rasa sakit ketika melahirkan bayinya. Dengan demikian secara sepintas lalu
proses melahirkan pada wanita-wanita primitif itu lebih mudah dan lebih cepat.
Dan proses-proses reproduksi pada mereka itu kelihatannya lebih
simpel-sederhana, jika dibandingkan dengan proses reproduksi pada wanita-wanita
modern yang mengalami “proses
degeneratif” diakibatkan oleh kebudayaan yang memberikan banyak kemudahan dan
kemanjaan, yang menyebabkan tubuh dan mentalnya kurang tertempa/terlatih untuk
fungsi reproduksi atau melahirkan anak bayinya.
Proses kelahiran pada wanita-wanita
daerah Tenggger di pegunungan bromo jarang berlangsung sangat lama. Biasanya
berproses sekitar satu atau dua jam saja. Pada beberapa suku-suku primitif di
tanah batak daerah kalimantan (suku dayak), Kubu (daerah sumatra selatan) dan
di irian jaya serta suku-suku primitif di benua Australia, proses kelahiran itu
biasanya berlangsung beberapa menit saja.ibu yang baru melahirkan itu segera
memandikan tubuhnya sendiri dan bayi yang baru dilahirkannya di sungai yang
paling dekat, lalu kembali pada tugas pekerjaanya yang terpotong atau terganggu
oleh aktifitas melahirkannya tadi. Seolah-olah tidak ada suatu peristiwa
penting yang terjadi pada dirinya.
Jika seorang wanita suku primitif yang
tengah hamil itu tiba-tiba merasakan tanda-tanda mau melahirkan, suatu ia akan
melakukan perjalanan jauh maka ia berhenti sebentar untuk menolong kelahiran
bayi dan diri sendiri, lalu meneruskan lagi perjalanannya sampai ia tiba di
tempat yang ingin ditujunya.
Biasanya proses melahirkan itu banyak
dipengaruhi oleh proses identifikasi wanita yang bersangkutan dengan ibunya.
Jika ibunya mudah melahirkan anak-anaknya maka pada umumnya anak-anak gadisnya
kelak juga mudah melahirkan bayinya. Dengan demikian pengaruh-pengaruh
psikologis ibu ikut memainkan peranan dalam fungsi reproduksi anak
perempuannya. Dan sebaliknya jika ibunya banyak mengalami kesulitan sewaktu
melahirkan anaknya maka anak gadisnya juuga mengembangkan mekanisme sulit
melahirkan bayinya. Maka proses identifikasi itu tampaknya menyebabkan wanita
yang bersangkutan menyerah mengikuti pola melahirkan bayi yang dikembangkan
oleh ibunya.
Fakta menunjukkan bahwa baik dikalangan
wanita yang berkebudayaan primitif maupun dikalangan wanita-wanita modern di
kota-kota besar, sering kali berlangsung peristiwa sebagai berikut : para wanita
tersebut ada kalanya dihadapkan pada gangguan-gangguan yang cukup serius dan
macam-macam kesulitan sewaktu mereka melahirkan bayinya. Kesulitan tersebut
kadang kala mengakibatkan wanita-wanita tadi menjadi invalid atau meninggal
dunia. Proses kelahiran yang sulit inilah yang mendorong orang untuk
mengembangkan ilmu kebidanan dan kedokteran, guna memperingan penderitaan para
ibu yang tengah melahirkan bayinya.